Rabu, 21 Desember 2011

UMPAN BALIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA



Ririn Kurniawati
( Universitas Pendidikan Indonesia )

Abstrak

          Matematika adalah satu mata pelajaran yang diyakini sebagai induk dari ilmu pengetahuan yang lain, sehingga diajarkan pada setiap jenjang pendidikan. Karena memiliki sifat yang abstrak, pemahaman konsep matematika yang baik sangat dibutuhkan. Pemahaman konsep yang baik akan terjadi apabila pemilihan model pembelajaran dan cara penyampaiannya juga baik. Saat ini tidak sedikit siswa yang berminat ingin menguasai matematika, namun karena faktor pengajar yang tidak sesuai, siswa ini menjadi enggan untuk meneruskan tekadnya. Untuk itu diperlukan suatu seni komunikasi yang baik antara pengajar dan murid, karena model pembelajaran yang baik tidak akan berhasil apabila dalam penyampaiannya kurang baik. Komunikasi tidak hanya dilakukan secara lisan dapat juga dengan bahasa tubuh, kontak mata, ataupun sentuhan.Lalu komunikasi yang seperti apakah yang tepat untuk mengajarkan konsep matematika yang abstrak kepada siswa?. Komunikasi yang baik ternyata adalah komunikasi yang dapat mengefektifkan umpan balik dalam proses pembelajarannnya. Tentunya untuk mengefektifkan umpan balik tersebut yaitu dengan cara dan metode terntentu yang akan dijelaskan dalam pembahasan berikutnya.

Kata Kunci : Komunikasi, Umpan balik

A. Pendahuluan
Tidak seperti julukannya sebagai induk ilmu pengetahuan, mutu mata pelajaran ini masih rendah. Terbukti bahwa di setiap hasil Ujian Nasional pelajaran ini selalu mendapat predikat nilai yang paling rendah. Banyak faktor yang mempengaruhinya. Mutu yang rendah ini disebabkan oleh rendahnya penguasaan konsep dasar matematika seperti dalam memahami rumus, generalisasi, dan konteks kehidupan nyata dengan ilmu matematika. Untuk itu guru dituntut untuk membuat suatu model pembelajaran yang lebih inovatif yang mendorong siswa dapat belajar lebih optimal baik di dalam kelas ataupun secara mandiri. Model pembelajaran yang baik harus didukung dengan suatu cara berkomunikasi yang baik dan didukung pula oleh sarana dan prasarana yang sesuai dengan materi dan jenjang pendidikan siswa.
Komunikasi didefinisikan sebagai suatu proses dinamik transaksional yang mempengaruhi perilaku sumber dan penerimanya dengan sengaja menyandi perilaku mereka untuk menghasilkan pesan yang mereka salurkan lewat suatu saluran guna merangsang atau memperoleh sikap atau perilaku tertentu.Unsur-unsur komunikasi yaitu: sumber, penyandian, saluran, penerima, penyandian balik,respon dan umpan balik..  Komunikasi tidak hanya dilakukan secara lisan, tetapi dapat juga dilakukan dengan sentuhan, kontak mata, tulisan, bahasa tubuh,mimik wajah dan lain-lain.(Depdiknas,1998:14). Komunikasi yang baik akan mengurangi kesalahpahaman yang terjadi.
Dalam pembelajaran matematika, komunikasi yang baik sangat diperlukan untuk mengurangi kesalahpahaman tersebut dan dapat meningkatkan daya tarik untuk mempelajari pelajaran ini. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka permasalahan yang akan dibahas adalah”Bagaimanakah cara mengefektifkan umpan balik dalam pembelajaran matematika?”


B. Pembahasan
Pembelajaran Matematika
Pendidikan adalah semua perbuatan dan usaha dari seorang pendidik untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya. Sedangkan pendidik adalah seorang yang memberi atau melaksanakan tugas pendidikan atau tugas untuk mendidik.Drs. Saliman(1994:-) .Salah satu komponen penunjang pendidikan adalah suatu seni atau cara berkomunikasi (interaksi) yang diterapkan guru saat menghadapi siswanya.
Untuk mencapai kemampuan tersebut perlu dikembangkan proses belajar yang menyenangkan, memperhatikan keinginan siswa, membangun pengetahuan dari apa yang telah diketahui siswa, menciptakan suasana kelas yuang mendukung kegiatan belajar (Depdiknas, 2003:5)
Mengefektifkan umpan balik dalam pembelajaran
Agar dapat menciptakan suasana umpan balik maka kita perlu memahami terlebih dahulu cara untuk memancing apersepsi anak didik.Apersepsi adalah suatu proses penyadaran terhadap perangsang. Drs. Saliman(1994:Th) Untuk memancing apersepsi anak didik, pengajar perlu mengetahui sejauh mana bahan yang telah dijelaskan dapat dimengerti oleh murid. Apabila siswa belum mengerti bagian-bagian tertentu, pengajar harus mengulangi penjelasannya . Kadang kala siswa pun tidak mengetahui sejauh mana ia mengerti akan pelajaran yang pengajar ajarkan dan tidak juga mengetahui bagian mana yang belum ia mengerti. Oleh karena itu cara paling sederhana adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan selama atau pada akhir jam pelajaran. Dengan cara itu pengajar akan menemukan sejauh mana materi yang diberikan pada siswa dapat dimengerti.
       Segala hal yang belum dimengerti secara jelas oleh siswa sebaiknya dicatat dan diulangi lagi pada kesempatan berikutnya. Cara lainnya yaitu dengan mengadakan ujian singkat pada akhir jam pelajaran.
       Umpan balik dimaksudkan untuk mencari informasi sampai dimana siswa mengerti bahan yang telah disampaikan. Pengajar yang mengerti akan pentingnya umpan balik akan senantiasa melakukan cara-cara yang telah disebutkan di atas.Pengajar dapat mengetahui hasil pelajaran sebelumnya dengan cara :
1.         Lewat kesan yang diperoleh selama jam pelajaran itu sendiri
2.        Lewat informasi sederhana dari pihak murid melalui pertanyaan-pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengajar selama atau setelah jam pelajaran.
3.        Lewat informasi tertulis dari pihak murid yang diperoleh melalui ujian singkat
4.         Mempelajari hasil tentamen atau ujian yang diadakan pada akhir kursus.

Peserta didik akan aktif dalam kegiatan belajarnya bila ada motivasi, baik itu motivasi ekstrinsik maupun intrinsik. Beberapa hal yang dapat merangsang tumbuhnya motivasi belajar aktif pada diri peserta didik, antara lain :
        1. Penampilan guru yang hangat dan menumbuhkan partisipasi positif
Sikap guru yang tampil hangat, bersemangat, penuh percaya diri dan antusias serta dimulai dengan pola pandang bahwa peserta didik adalah manusia-manusia cerdas berpotensi, merupakan faktor penting yang akan meningkatkan partisipasi aktif peserta didik. Segala bentuk penampilan guru akan membias mewarnai sikap para peserta didik. Bila penampilan guru sudah tidak bersemangat maka jangan harap akan ada partisipasi aktif pada diri peserta didik. Karena itu hendaknya guru dapat menampilkan yang sebaik-baiknya.
2 . Peserta didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajaran
Bila peserta didik mengetahui tujuan dari pembelajaran yang sedang mereka ikuti, mereka akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara aktif, karena itu setiap awal pelajaran guru berkewajiban menyampaikan tentang apa dan untuk apa materi tersebut harus mereka pelajari.
           3.   Tersedia fasilitas, sumber belajar, dan lingkungan yang mendukung
           4.   Adanya prinsip pengakuan penuh atas pribadi setiap peserta didik
     Guru berkewajiban menjaga interaksi agar dapat berlangsung proses pembelajaran dengan berlandaskan prinsip pengakuan atas pribadi setiap pribadi.
     5.   Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan oleh guru di dalam    proses belajar mengajar.
     6.   Adanya pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar
     7.   Jenis kegiatan menarik atau menyenangkan dan menantang
     8.   Penilaian hasil belajar dilakukan serius, obyektif,teliti dan terbuka
Hal penting yang dapat dilakukan guru adalah sebaiknya guru memberikan pujian (apresiasi) bagi peserta didik antara lain dengan mengumumkan hasil prestasi, mengajak peserta didik yang lain memberikan selamat atau tepuk tangan, memajang hasil karyanya di kelas atau bentuk penghargaan lain.

C. Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan menggunakan angket yang diberikan kepada 10 mahasiswa jurusan pendidikan matematika angkatan 2008 yang dipilih secara acak. Pengambilan mahasiswa sebagai subjek penelitian didasarkan pada pertimbangan tingkat perkembangan kognitif mahasiswa sudah lebih tinggi dari anak yang masih menempuh pendidikan di sekolah. Selain itu mahasiswa juga memiliki pengalaman yang lebih banyak tentang proses belajar mengajar. Angket yang diberikan berupa pertanyaan singkat yang berjumlah 4 soal.

D. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan angket yang berisikan 4 pertanyaan ini, dengan pertanyaan pertama yaitu ”Apakah Anda setuju apabila sebelum pelajaran dimulai diadakan terlebih dahulu review pelajaran sebelumnya?.Dari 10 mahasiswa yang dijadikan sampel penelitian ini 100% setuju.Dengan diadakan review akan mengingatkan siswa akan pengetahuan sebelumnya karena dalam pembelajaran matematika, antara bahasan yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Hal tersebut memperkuat pendapat Dahar (1989:132) yang menyatakan bahwa belajar akan mempunyai kebermaknaan yang tinggi dengan menjelaskan hubungan antara konsep-konsep.
Ketika diajukan pertanyaan kedua yaitu “Apakah Anda setuju apabila disetiap akhir pelajaran diadakan ujian singkat?” dan hasilnya 10 mahasiswa tersebut menjawab 100% setuju apabila diakhir pelajaran diadakan ujian singkat terlebih dahulu. Tes di setiap akhir pelajaran dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana materi yang telah dimengerti oleh siswa, sekaligus sebagai bahan evaluasi bagi guru dalam menetapkan metode pelajaran yang ia gunakan. Hal ini memperkuat pendapat dari Nazulia (1982:47-49) yang menyatakan bahwa test formatif juga memberikan umpan balik pada guru, ia mengetahui dimana terdapat kelemahan-kelemahan dalam metodenya mengajar sehingga ia dapat memeperbaikinya atau mencari metode lain.
Pertanyaan ketiga yaitu “Apa yang membuat Anda termotivasi untuk berperan aktif di kelas?”. Hasilnya 10% menjawab karena faktor dari dalam diri sendiri, 20% menjawab karena dengan aktif di kelas akan menambahkan penilaian, 60% menjawab karena didorong oleh rasa ingin tahu dan melatih rassa keberanian dalam mengungkapkan pendapat dan 10% menjawab karena didorong oleh faktor lingkungan dan suasana yang kondusif. Pernyataan tersebut mengungkapkan pendapat dari Slameto (1987-  ) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa untuk belajar yaitu (1) faktor internal, yaitu yang muncul dari diri sendiri dan (2) faktor eksternal, yaitu faktor yajng muncul dari luar diri sendiri.
Hal terakhir yang ditanyakan adlah “ Kriteria guru seperti apa yang membuat Anda berperan aktif di dalam kelas?”. Dalam menjawab pertanyaan tersebut, masing-masing mahasiswa memiliki jawaban tersendiri.Keragaman tersebut yaitu, mereka ingin guru yang komunikatif, menyenangkan, dapat ,memotifasi, guru yang memberi kebebasan berpendapat, menerima usaha sekecil apapun yang dilakukan siswa, yang dapat mengarahkan ke arah yang baik, dan dekat dengan siswa. Secara umum dapat disimpulkan bahwa mereka menginginkan karakter guru yang menyenangkan bagi mereka. Pernyataan tersebut memperkuat pendapat Depdiknas ((2005:5) yang menyatakan bahwa untuk mencapai kemampuan tersebut perlu dikembangkannya proses belajar matematika yang menyenangkan, memperhatikan keinginan siswa, membangun pengetahuan dari apa yang diketahui siswa, menciptakan suasana kelas yang mendukung kegiatan belajar, memberikan kegiatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, memberikan kegiatan yang menantang, memberikan kegiatan yang memberi harapan keberhasilan, menghargai setiap pencapaian siswa.


E. Kesimpulan
Dalam proses belajar mengajar tidak hanya dibutuhkan metode pembelajaran yang baik tetapi cara penyampaiannya juga harus baik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengupayakan umpan balik yang dilakukan oleh pengajar, dan dengan cara melakukan sesuatu yang dapat merangsang tumbuhnya motivasi siswa dalam belajar.

Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.(2003).Jakarta:Depdikbud
Mulyana, Deddy. (1993) .Komunikasi Antarbudaya. Bandung; Rosda.
Nuriana.(2008). Model Pembelajaran Creative Problem Solving dengan Video Compact Disk dalam Pembelajaran Metematika.[online] vol 2 (2). Tersedia :www.mathematic.transdigit.com.[ april 2009]
Saliman, dan Sudarsono. (1994). Kamus Pendidikan Pengajaran dan         Umum. Jakarta; Rineka Cipta.
Sujianto.(2008).Penggunaan media pada pengajaran matematika.[online]. Tersedia :www.wordpress.com.[ april 2009]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar