Ririn Kurniawati
(
Universitas Pendidikan Indonesia )
Abstrak
Matematika adalah satu mata
pelajaran yang diyakini sebagai induk dari ilmu pengetahuan yang lain, sehingga
diajarkan pada setiap jenjang pendidikan. Karena memiliki sifat yang abstrak,
pemahaman konsep matematika yang baik sangat dibutuhkan. Pemahaman konsep yang
baik akan terjadi apabila pemilihan model pembelajaran dan cara penyampaiannya
juga baik. Saat ini tidak sedikit siswa yang berminat ingin menguasai
matematika, namun karena faktor pengajar yang tidak sesuai, siswa ini menjadi
enggan untuk meneruskan tekadnya. Untuk itu diperlukan suatu seni komunikasi
yang baik antara pengajar dan murid, karena model pembelajaran yang baik tidak
akan berhasil apabila dalam penyampaiannya kurang baik. Komunikasi tidak hanya
dilakukan secara lisan dapat juga dengan bahasa tubuh, kontak mata, ataupun
sentuhan.Lalu komunikasi yang seperti apakah yang tepat untuk mengajarkan
konsep matematika yang abstrak kepada siswa?. Komunikasi yang baik ternyata
adalah komunikasi yang dapat mengefektifkan umpan balik dalam proses
pembelajarannnya. Tentunya untuk mengefektifkan umpan balik tersebut yaitu dengan
cara dan metode terntentu yang akan dijelaskan dalam pembahasan berikutnya.
Kata Kunci
: Komunikasi, Umpan balik
A. Pendahuluan
Tidak seperti julukannya
sebagai induk ilmu pengetahuan, mutu mata pelajaran ini masih rendah. Terbukti
bahwa di setiap hasil Ujian Nasional pelajaran ini selalu mendapat predikat
nilai yang paling rendah. Banyak faktor yang mempengaruhinya. Mutu yang rendah
ini disebabkan oleh rendahnya penguasaan konsep dasar matematika seperti dalam
memahami rumus, generalisasi, dan konteks kehidupan nyata dengan ilmu
matematika. Untuk itu guru dituntut untuk membuat suatu model pembelajaran yang
lebih inovatif yang mendorong siswa dapat belajar lebih optimal baik di dalam
kelas ataupun secara mandiri. Model pembelajaran yang baik harus didukung
dengan suatu cara berkomunikasi yang baik dan didukung pula oleh sarana dan
prasarana yang sesuai dengan materi dan jenjang pendidikan siswa.
Komunikasi didefinisikan
sebagai suatu proses dinamik transaksional yang mempengaruhi perilaku sumber
dan penerimanya dengan sengaja menyandi perilaku mereka untuk menghasilkan pesan
yang mereka salurkan lewat suatu saluran guna merangsang atau memperoleh sikap
atau perilaku tertentu.Unsur-unsur komunikasi yaitu: sumber, penyandian, saluran,
penerima, penyandian balik,respon dan umpan balik.. Komunikasi tidak hanya dilakukan secara lisan,
tetapi dapat juga dilakukan dengan sentuhan, kontak mata, tulisan, bahasa
tubuh,mimik wajah dan lain-lain.(Depdiknas,1998:14). Komunikasi yang baik akan
mengurangi kesalahpahaman yang terjadi.
Dalam pembelajaran matematika,
komunikasi yang baik sangat diperlukan untuk mengurangi kesalahpahaman tersebut
dan dapat meningkatkan daya tarik untuk mempelajari pelajaran ini. Berdasarkan
latar belakang tersebut di atas maka permasalahan yang akan dibahas adalah”Bagaimanakah
cara mengefektifkan umpan balik dalam pembelajaran matematika?”
B. Pembahasan
Pembelajaran Matematika
Pendidikan adalah semua
perbuatan dan usaha dari seorang pendidik untuk mengalihkan pengetahuannya,
pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya. Sedangkan pendidik adalah
seorang yang memberi atau melaksanakan tugas pendidikan atau tugas untuk
mendidik.Drs. Saliman(1994:-) .Salah satu komponen penunjang pendidikan adalah
suatu seni atau cara berkomunikasi (interaksi) yang diterapkan guru saat
menghadapi siswanya.
Untuk mencapai kemampuan
tersebut perlu dikembangkan proses belajar yang menyenangkan, memperhatikan
keinginan siswa, membangun pengetahuan dari apa yang telah diketahui siswa,
menciptakan suasana kelas yuang mendukung kegiatan belajar (Depdiknas, 2003:5)
Mengefektifkan umpan balik dalam pembelajaran
Agar dapat menciptakan suasana
umpan balik maka kita perlu memahami terlebih dahulu cara untuk memancing
apersepsi anak didik.Apersepsi adalah suatu proses penyadaran terhadap
perangsang. Drs. Saliman(1994:Th) Untuk memancing apersepsi anak didik,
pengajar perlu mengetahui sejauh mana bahan yang telah dijelaskan dapat
dimengerti oleh murid. Apabila
siswa belum mengerti bagian-bagian tertentu, pengajar harus mengulangi
penjelasannya . Kadang kala siswa pun tidak mengetahui sejauh mana ia mengerti
akan pelajaran yang pengajar ajarkan dan tidak juga mengetahui bagian mana yang
belum ia mengerti. Oleh karena itu cara paling sederhana adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan selama atau pada akhir jam pelajaran. Dengan
cara itu pengajar akan menemukan sejauh mana materi yang diberikan pada siswa
dapat dimengerti.
Segala hal yang belum dimengerti secara jelas oleh siswa
sebaiknya dicatat dan diulangi lagi pada kesempatan berikutnya. Cara lainnya
yaitu dengan mengadakan ujian singkat pada akhir jam pelajaran.
Umpan balik dimaksudkan untuk mencari informasi sampai dimana
siswa mengerti bahan yang telah disampaikan. Pengajar yang mengerti akan
pentingnya umpan balik akan senantiasa melakukan cara-cara yang telah disebutkan
di atas.Pengajar dapat mengetahui hasil pelajaran sebelumnya dengan cara :
1.
Lewat
kesan yang diperoleh selama jam pelajaran itu sendiri
2.
Lewat
informasi sederhana dari pihak murid melalui pertanyaan-pertanyaan lisan yang
diajukan oleh pengajar selama atau setelah jam pelajaran.
3.
Lewat
informasi tertulis dari pihak murid yang diperoleh melalui ujian singkat
4.
Mempelajari
hasil tentamen atau ujian yang diadakan pada akhir kursus.
Peserta
didik akan aktif dalam kegiatan belajarnya bila ada motivasi, baik itu motivasi
ekstrinsik maupun intrinsik. Beberapa hal yang dapat merangsang tumbuhnya
motivasi belajar aktif pada diri peserta didik, antara lain :
1. Penampilan guru yang hangat dan
menumbuhkan partisipasi positif
Sikap guru
yang tampil hangat, bersemangat, penuh percaya diri dan antusias serta dimulai
dengan pola pandang bahwa peserta didik adalah manusia-manusia cerdas
berpotensi, merupakan faktor penting yang akan meningkatkan partisipasi aktif
peserta didik. Segala bentuk penampilan guru akan membias mewarnai sikap para
peserta didik. Bila penampilan guru sudah tidak bersemangat maka jangan harap
akan ada partisipasi aktif pada diri peserta didik. Karena itu hendaknya guru
dapat menampilkan yang sebaik-baiknya.
2 . Peserta didik mengetahui
maksud dan tujuan pembelajaran
Bila
peserta didik mengetahui tujuan dari pembelajaran yang sedang mereka ikuti,
mereka akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara aktif, karena
itu setiap awal pelajaran guru berkewajiban menyampaikan tentang apa dan untuk
apa materi tersebut harus mereka pelajari.
3. Tersedia fasilitas, sumber belajar, dan
lingkungan yang mendukung
4. Adanya prinsip pengakuan penuh atas pribadi
setiap peserta didik
Guru
berkewajiban menjaga interaksi agar dapat berlangsung proses pembelajaran
dengan berlandaskan prinsip pengakuan atas pribadi setiap pribadi.
5.
Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan oleh guru di
dalam proses belajar mengajar.
6.
Adanya pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar
7.
Jenis kegiatan menarik atau menyenangkan dan menantang
8.
Penilaian hasil belajar dilakukan serius, obyektif,teliti dan terbuka
Hal penting
yang dapat dilakukan guru adalah sebaiknya guru memberikan pujian (apresiasi)
bagi peserta didik antara lain dengan mengumumkan hasil prestasi, mengajak
peserta didik yang lain memberikan selamat atau tepuk tangan, memajang hasil
karyanya di kelas atau bentuk penghargaan lain.
C. Metodologi Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian observasi dengan menggunakan angket yang diberikan
kepada 10 mahasiswa jurusan pendidikan matematika angkatan 2008 yang dipilih
secara acak. Pengambilan mahasiswa sebagai subjek penelitian didasarkan pada
pertimbangan tingkat perkembangan kognitif mahasiswa sudah lebih tinggi dari
anak yang masih menempuh pendidikan di sekolah. Selain itu mahasiswa juga
memiliki pengalaman yang lebih banyak tentang proses belajar mengajar. Angket
yang diberikan berupa pertanyaan singkat yang berjumlah 4 soal.
D. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan angket yang
berisikan 4 pertanyaan ini, dengan pertanyaan pertama yaitu ”Apakah Anda setuju
apabila sebelum pelajaran dimulai diadakan terlebih dahulu review pelajaran sebelumnya?.Dari 10 mahasiswa yang dijadikan
sampel penelitian ini 100% setuju.Dengan diadakan review akan mengingatkan siswa akan pengetahuan sebelumnya karena
dalam pembelajaran matematika, antara bahasan yang satu dengan yang lainnya
saling berhubungan. Hal tersebut memperkuat pendapat Dahar (1989:132) yang
menyatakan bahwa belajar akan mempunyai kebermaknaan yang tinggi dengan
menjelaskan hubungan antara konsep-konsep.
Ketika diajukan pertanyaan kedua yaitu “Apakah Anda
setuju apabila disetiap akhir pelajaran diadakan ujian singkat?” dan hasilnya
10 mahasiswa tersebut menjawab 100% setuju apabila diakhir pelajaran diadakan
ujian singkat terlebih dahulu. Tes di setiap akhir pelajaran dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana materi yang telah dimengerti oleh siswa, sekaligus
sebagai bahan evaluasi bagi guru dalam menetapkan metode pelajaran yang ia
gunakan. Hal ini memperkuat pendapat dari Nazulia (1982:47-49) yang menyatakan
bahwa test formatif juga memberikan umpan balik pada guru, ia mengetahui dimana
terdapat kelemahan-kelemahan dalam metodenya mengajar sehingga ia dapat
memeperbaikinya atau mencari metode lain.
Pertanyaan ketiga yaitu “Apa yang membuat Anda
termotivasi untuk berperan aktif di kelas?”. Hasilnya 10% menjawab karena
faktor dari dalam diri sendiri, 20% menjawab karena dengan aktif di kelas akan
menambahkan penilaian, 60% menjawab karena didorong oleh rasa ingin tahu dan
melatih rassa keberanian dalam mengungkapkan pendapat dan 10% menjawab karena
didorong oleh faktor lingkungan dan suasana yang kondusif. Pernyataan tersebut
mengungkapkan pendapat dari Slameto (1987-
) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa
untuk belajar yaitu (1) faktor internal, yaitu yang muncul dari diri sendiri
dan (2) faktor eksternal, yaitu faktor yajng muncul dari luar diri sendiri.
Hal terakhir yang ditanyakan adlah “ Kriteria guru
seperti apa yang membuat Anda berperan aktif di dalam kelas?”. Dalam menjawab
pertanyaan tersebut, masing-masing mahasiswa memiliki jawaban
tersendiri.Keragaman tersebut yaitu, mereka ingin guru yang komunikatif,
menyenangkan, dapat ,memotifasi, guru yang memberi kebebasan berpendapat,
menerima usaha sekecil apapun yang dilakukan siswa, yang dapat mengarahkan ke
arah yang baik, dan dekat dengan siswa. Secara umum dapat disimpulkan bahwa
mereka menginginkan karakter guru yang menyenangkan bagi mereka. Pernyataan
tersebut memperkuat pendapat Depdiknas ((2005:5) yang menyatakan bahwa untuk
mencapai kemampuan tersebut perlu dikembangkannya proses belajar matematika
yang menyenangkan, memperhatikan keinginan siswa, membangun pengetahuan dari
apa yang diketahui siswa, menciptakan suasana kelas yang mendukung kegiatan
belajar, memberikan kegiatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, memberikan
kegiatan yang menantang, memberikan kegiatan yang memberi harapan keberhasilan,
menghargai setiap pencapaian siswa.
E. Kesimpulan
Dalam
proses belajar mengajar tidak hanya dibutuhkan metode pembelajaran yang baik
tetapi cara penyampaiannya juga harus baik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
mengupayakan umpan balik yang dilakukan oleh pengajar, dan dengan cara
melakukan sesuatu yang dapat merangsang tumbuhnya motivasi siswa dalam belajar.
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.(2003).Jakarta:Depdikbud
Mulyana, Deddy. (1993) .Komunikasi Antarbudaya. Bandung; Rosda.
Nuriana.(2008). Model Pembelajaran Creative Problem Solving
dengan Video Compact Disk dalam Pembelajaran Metematika.[online] vol 2 (2).
Tersedia :www.mathematic.transdigit.com.[ april 2009]
Saliman,
dan Sudarsono. (1994). Kamus Pendidikan
Pengajaran dan Umum. Jakarta;
Rineka Cipta.
Sujianto.(2008).Penggunaan media pada pengajaran matematika.[online].
Tersedia :www.wordpress.com.[
april 2009]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar